15 Jurnal (Kelompok Thumbnail Loworng Waktu si AA)

 1. Ebenezer Simorangkir. Nim 2113210011. Analisis Penanda dan Petanda Iklan Rokok pada Papan Reklame di Kota Medan. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2015. 


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penanda (signifier) dan petanda (signified) iklan rokok pada papan reklame. Serta memaknai makna denotasi dan konotasi di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis semiotika dengan berlandaskan pada teori Roland Barthers, yaitu pemaknaan penanda, petanda, denotasi dan konotasi.


Papan reklame merupakan salah satu media periklanan luar ruangan yang dianggap lengkap dimana kekuatan pesannya terletak pada teks maupun gambar. Salah satu jenis iklan yang sering didapati pada papan reklame pada saat ini adalah iklan rokok. Banyak papan reklame yang kita jumpai mulai dari persimpangan jalan, kawasan perkantoran, terminal, dan pusat kota didominasi oleh iklan rokok dari berbagai produk. Dilihat dari tujuannya, iklan rokok mempunyai tujuan untuk mempengaruhi dan membujuk masyarakat agar produk2 yang ditawarkan. Tetapi iklan rokok tidak pernah menampilkan produknya untuk ditawarkan kepada masyarakat. Iklan rokok membuat ciri tersendiri dalam menawarkan produknya dengan mengandalkan kekuatan kreativitas dan tak terlepas dari kekuatan persuasif, sehingga jika dilihat secara sekilas masyarakat tidak akan menemukan makna dari iklan tersebut. Permasalahan inilah yang dilihat oleh penulis untuk mencari makna yang tersirat dari iklan-iklan rokok yang tersebar saat ini. 


Menganalisis iklan menggunakan teori semiotik dengan menemukan penanda dan petanda pernah dilakukan oleh Lilik Hamidah dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Simbol Iklan Rokok Dji Sam Soe Gold edisi Halus dan Mantap” Jakarta, Oktober 2011. Hasil penelitian ini membahas tentang penanda, 3 petanda dan makna yang terkandung dalam iklan tersebut. Sama halnya dengan penelitian ini penulis mencoba menganalisis beberapa iklan rokok pada papan reklame di kota Medan dengan menggunakan teori Semiotik. Penulis akan menganalisis 4 (empat) iklan rokok pada papan reklame. Salah satu iklan yang menjadi objek penelitian adalah iklan rokok Dunhill Mild edisi Discover Fine Taste yang terdapat di jalan Perjuangan, kecamatan Medan Perjuangan dan di jalan Prof. H. M. Yamin. Pada iklan tersebut bertuliskan “DISCOVER FINE TASTE”, pada tulisan Fine Taste diberi warna merah menyala dan ditengahnya terdapat gambar kotak besar berwarna merah yang menyerupai huruf “D”. Keseluruhan tulisan dan gambar dilatarbelakangi oleh warna putih. Jika dilihat secara sekilas iklan ini akan sulit dipahami karena iklan dibuat sangat sederhana. Terlepas dari maknanya yang kurang jelas namun produk rokok ini sangat laris dipasarkan. 



Hasil penelitian ini juga menunjukkan mengenai makna denotasi dan makna konotasi yang terdapat pada iklan rokok pada papan reklame di Kota Medan, dari hasil penelitian ini dapat dilihat mengapa bahasa pada iklan rokok tersebut mudah dipahami, dikarenakan pengungkapannya yang denotasi telah mempermudah pembaca dalam memahami isi pesan iklan rokok tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa iklan rokok Dunhill Mild edisi Discover Fine Taste memiliki makna rokok yang simpel dan minimalis dan sedang digandrungi oleh para pemuda. 


Iklan rokok Djarum Super MLD edisi Pleasure, Style, Confidence memiliki makna rokok tersebut disukai oleh para pemuda yang menyukai tantangan dan hal yang baru. Iklan rokok Magnum Blue edisi 


Menganalisis desain dari papan reklame yang memiliki makna tersendiri baik  maupun desain dan sampai tulisan, sama hubungannya dengan thumbnail youtube yang berisikan banyak informasi yang bisa diambil dari judul sampai style penggunaan karakter yang berada di thumbnail youtube.


sumber : http://digilib.unimed.ac.id/16761/



2. Piliang, Y. A. (2004). Semiotika teks: Sebuah pendekatan analisis teks. Mediator: Jurnal Komunikasi, 5(2), 189-198.

Semiotika teks adalah cabang semiotika, yang secara khusus mengkaji teks dalam berbagai bentuk dan tingkatannya. ia dibedakan dengan semiotika umum (general semiotics), yang mengkaji tanda secara lebih umum dan lebih luas. disebut sebagai semiotika teks oleh karena unit analisis terkecilnya adalah ‘teks’ itu sendiri, sementara unit analisis terkecil semiotika umum adalah ‘tanda’. 

Analisis teks (textual analysis) adalah salah satu cabang dari semiotika tks, yang secara khusus mengkaji teks sebagai sebuah ‘produk penggunaan bahasa’ berupa kumpulan atau kombinasi tanda0tanda, khususnya yang menyangkut sistem tanda (sintaktik/paradigmatik), tingkatan tanda (denotasi/konotasi), relasi antartanda (metafora/metonim), muatan mitos, dan ideologi di baliknya


oleh karena itu semiotika teks dan anaalisis teks merupakan cabang dari semiotik umum, maka berbagai prinsip dasar yang membentuk semiotika umum juga berlaku di dalamnya, artinya meskipun unit analisis terkecil semiotika teks adalah ‘teks’, akan tetapi teks tidak dapat dilepaskan dari ‘tanda-tanda’ yang membentuknya.


Sumber : https://scholar.google.com/scholar




3. Tinarbuko, S. (2003). Semiotika Analisis Tanda Pada Karya Desain Komunikasi Visual. Nirmana, 5(1). (Sumbo Tinarbuko) Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra. 

Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di bidang informasi visual melalui lambang-lambang kasat mata, dewasa ini mengalami perkembangan sangat pesat. Hampir di segala sektor kegiatan, lambang-lambang, atau simbol-simbol visual hadir dalam bentuk gambar, sistem tanda, corporate identity, sampai berbagai display produk di pusat pertokoan dengan aneka daya tarik.

Gambar merupakan salah satu wujud lambang atau bahasa visual yang di dalamnya terkandung struktur rupa seperti: garis, warna, dan komposisi. Keberadaannya dikelompokkan dalam kategori bahasa komunikasi non verbal, ia dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan ataupun ucapan. Di dalam rancang grafis yang kemudian berkembang menjadi desain komunikasi visual banyak memanfaatkan daya dukung gambar sebagai lambang visual pesan, guna mengefektifkan komunikasi. Upaya mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari premis bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan bahasa verbal.

Dikatakan Umar Hadi (1993), sebagai bahasa, desain komunikasi visual adalah ungkapan ide, dan pesan dari perancang kepada publik yang dituju melalui simbol berujud gambar, warna, tulisan dan lainnya. Ia akan komunikatif apabila bahasa yang disampaikan itu dapat dimengerti oleh publik. Ia juga akan berkesan apabila dalam penyajiannya itu terdapat suatu kekhasan atau keunikan sehingga ia tampil secara istimewa, mudah dibedakan dengan yang lain. Maka dalam berkomunikasi, diperlukan sejumlah pengetahuan yang memadai seputar siapa publik yang dituju, dan bagaimana cara sebaik-baiknya berkomunikasi dengan mereka. Semakin baik dan lengkap pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut maka akan semakin mudah untuk menciptakan bahasa yang komunikatif

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Keberadaannya mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa. 

Semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Ada kecenderungan bahwa manusia selalu mencari arti atau berusaha memahami segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dan dianggapnya sebagai tanda. Penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan-dalam hal ini desain komunikasi visual dimungkinkan, karena menurut Yasraf A. Piliang ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Artinya, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Bertolak dari pandangan semiotika tersebut, jika seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya termasuk karya-karya desain komunikasi visual - dapat juga dipandang sebagai tanda-tanda. Hal itu dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.


Sumber : http://puslit.petra.ac.id/journals/design/ 


4. Wahana Literasi: Journal of Language, Literature, and Linguistics Vol 1., No.1, 2021 - Penanda dan Petanda dalam Cerita Anak Kisah Samariona Karya Dahri Dahlan dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia pada Sekolah Dasar

Cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan merupakan salah satu cerita yang dibukukan dan terbit pada tahun 2020. Kisah Samariona karya Dahri Dahlan merupakan suatu bentuk karya hasil riset dalam mewujudkan cerita bergambar bagi anak-anak (untuk British Council Indonesia & Rumata' Artspace) yang kemudian oleh @dapoerdongeng diadaptasi ke dalam sandiwara radio di platform Spotify. Cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan tersebut menceritakan tokoh utama anak perempuan bernama Samariona. Hadirnya Kisah Samariona karya Dahri Dahlan dalam bentuk buku cerita akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat perihal hadirnya kisah inspiratif, bermuatan nilai moral dan pendidikan serta memperlihatkan berbagai edukasi yang menarik, seperti halnya edukasi tentang biota laut, tradisi, sejarah, serta kehidupan masyarakat sosial yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengajaran. 


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penggunaan jenis penelitian kualitatif ini diarahkan pada penggambaran secara mendalam, rinci dan tuntas mengenai hasil studi pustaka yang berkaitan dengan penanda (signifier) dan petanda (signified) sesuai dengan konsep pendekatan Semiotika Ferdinand de Saussure pada Kisah Samariona karya Dahri Dahlan. Penanda dan petanda yang diperoleh dari kajian tersebut kemudian digunakan sebagai alat bantu dalam membuat ringkasan cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan yang digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 


Berkaitan dengan tanda dalam karya sastra utamanya pada karya sastra berbentuk teks, semiotika dapat menjadi alat bantu pengungkapan makna. Pandangan penyusun tersebut bukanlah suatu yang hadir tanpa alasan sebab sebelumnya telah dijelaskan oleh Culler (dalam Vera, 2015:3) bahwa semiotika mampu berperan sebagai instrumen pengungkap rahasia teks dan penandaannya. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi salah satu dasar kekuatan untuk mengungkap makna tanda dalam cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan dengan bantuan semiotika.


Penanda dan petanda yang dimuat dalam cerita anak Kisah Samariona karya Dahri Dahlan berdasarkan teori semiotika Ferdinand de Saussure terarah pada pemaknaan tanda yang mengungkapkan nilai kearifan lokal, realitas kehidupan sosial dan alam, hubungan kekeluargaan, serta persahabatan.


Dalam kajian thumbnail youtube juga memiliki arti yang beragam dari mister, ekspresi muka, warna yang dominan.


5. ANALISIS SEMIOTIKA PERSONAL BRANDING BANG OGUT SEBAGAI KONTEN KREATOR MELALUI YOUTUBE

Penelitian ini berjudul “Analisis Semiotika Personal Branding Bang Ogut Sebagai Konten Kreator Melalui Youtube”. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana personal branding Bang Ogut dalam membentuk penanda dan petanda melalui channel youtube Mudacumasekali. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika dan dan analisis semiotika yang dikembangkan oleh Ferdinand De Saussure. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan prosedur studi kepustakaan, dokumentasi dan wawancara mendalam sehingga peneliti mengetahui makna penanda dan petanda yang terdapat dalam personal branding bang ogut sebagai konten kreator melalui youtube. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada makna penanda diantaranya illustrasi atau gambaran, tagline animasi, contoh kasus, istilah atau kutipan (quotes), perbandingan situasi, langkah – langkah (tutorial) menggunakan website atau aplikasi dan pertanyaan di kolom komentar. Lalu, terdapat makna petanda dalam personal branding bang ogut sebagai konten kreator dalam bidang self development dan personal branding diantaranya gaya bahasa, mimik atau ekspresi wajah, gaya berpakaian (fashion), set up studio dan spesifikasi komputer tinggi melalui youtube channel Mudacumasekali dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure.


Youtube termasuk kedalam salah satu jenis media sosial. Situs web yang berisi berbagai macam video mulai dari video musik, video klip, video tutorial, video lucu, romantis, horror, film, sampai dengan video – video yang diciptakan oleh pengguna Youtube itu sendiri. Cara menggunakan media sosial ini sangat mudah, yakni hanya dengan melihat dan menikmati video atau gambar yang bergerak. Youtube pun hadir di aplikasi ponsel seluler yang bisa diunduh dimana saja. Sebuah platform bagi para pengguna Youtube, biasa disebut sebagai Youtubers atau Content Creator untuk berkarya, menyalurkan ide, inspirasi dan kreatifitas yang dimiliki dalam bentuk video. Bahkan, seseorang bisa memiliki Personal Branding dan terkenal berkat Youtube. Tidak jarang, seseorang bisa berpenghasilan dan mendapat keuntungan dari video yang diunggah jika memiliki viewers dan subscribers yang banyak. Oleh karena itu, Youtube adalah media sosial yang sangat populer terlebih di kalangan anak muda.


sumber : http://repository.unpas.ac.id/53486/



kelompok AA :

- 202146579018 - Zacky Hilmi Ichlasul Amal

- 202146579017 - Mohamad Rizqi komarullah

- 201846500283 - Kiki Pebrianti 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Penelitian tentang Seni Rupa dan Desain

SEMIOTIKA DALAM LUKISAN THE GUARDIAN SERIES 1 “BABAD PENGABDIAN” KARYA AGUS PUTU SUYADNYA

Objek kajian pada poster anime Tate no yuush